Cabut Status Lockdown, Objek Wisata di China Dipadati Wisatawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pegunungan Huangshan yang merupakan salah satu objek wisata populer di provinsi Anhui, China dibuka kembali akhir pekan lalu, tetapi ketika pengunjung lebih dari 20.000, pihak pengelola membatasi turis.
Pegunungan Huangshan adalah salah satu dari 29 situs di Anhui yang menawarkan masuk gratis pada Sabtu lalu, setelah China mencabut status lockdown karena pandemi COVID-19.
Dilansir Fox News, akibat banyaknya jumlah pengunjung, South China Morning Post melaporkan bahwa petugas taman nasional dipaksa untuk mengarahkan kerumunan pengunjung ke lokasi lain.
Sementara, gambar dan video yang diambil di Huangshan selama akhir pekan menunjukkan orang-orang berkerumun di antrean pintu masuk hingga bermil-mil di sepanjang pegunungan. Pengunjung diminta untuk memakai masker dan wajib menjalani pemeriksaan suhu sebelum memasuki situs. Mereka juga diharuskan menunjukkan bukti kesehatan melalui aplikasi.
Menurut China Daily, sebuah kantor berita pemerintah China menyebutkan bahwa sebuah komite yang mengawasi Huangshan berusaha mengendalikan lalu lintas dengan mengharuskan pengunjung tetap berada dalam jarak yang aman saat melintasi jalan setapak, meskipun tidak jelas bagaimana langkah-langkah itu akan ditegakkan.
Outlet tersebut mengklaim bahwa Huangshan juga telah merekrut lebih banyak sukarelawan untuk membantu menyaring wisatawan.
Namun, beberapa pengguna di platform jejaring sosial Weibo di Tiongkok, sangat kritis terhadap keputusan provinsi itu untuk mengizinkan begitu banyak wisatawan di kawasan yang dekat.
"Saya pikir Cina terus mengawasi deteksi COVID-19 dan mungkin perlu menyesuaikan langkah-langkah jarak sosial yang diperlukan untuk menjaga COVID-19 terkendali," kata Benjamin Cowling, seorang profesor epidemiologi dan biostatistik di Universitas Hong Kong.
Provinsi Anhui berbatasan dengan Hubei, provinsi tempat virus corona penyebab pandemi COVID-19 pertama kali ditemukan, di Barat Daya.
Sementara itu, Anhui mengklaim hanya mengkonfirmasi 990 kasus COVID-19 dan enam kematian, kasus terakhir yang dikonfirmasi didiagnosis pada 27 Februari.
Namun, sejumlah penduduk dan pengguna media sosial, telah meragukan penghitungan resmi kasus COVID-19 dan kematian di provinsi tersebut, terutama di Wuhan, yang dikenal sebagai pusat penyebaran penyakit tersebut.
Pegunungan Huangshan adalah salah satu dari 29 situs di Anhui yang menawarkan masuk gratis pada Sabtu lalu, setelah China mencabut status lockdown karena pandemi COVID-19.
Dilansir Fox News, akibat banyaknya jumlah pengunjung, South China Morning Post melaporkan bahwa petugas taman nasional dipaksa untuk mengarahkan kerumunan pengunjung ke lokasi lain.
Sementara, gambar dan video yang diambil di Huangshan selama akhir pekan menunjukkan orang-orang berkerumun di antrean pintu masuk hingga bermil-mil di sepanjang pegunungan. Pengunjung diminta untuk memakai masker dan wajib menjalani pemeriksaan suhu sebelum memasuki situs. Mereka juga diharuskan menunjukkan bukti kesehatan melalui aplikasi.
Menurut China Daily, sebuah kantor berita pemerintah China menyebutkan bahwa sebuah komite yang mengawasi Huangshan berusaha mengendalikan lalu lintas dengan mengharuskan pengunjung tetap berada dalam jarak yang aman saat melintasi jalan setapak, meskipun tidak jelas bagaimana langkah-langkah itu akan ditegakkan.
Outlet tersebut mengklaim bahwa Huangshan juga telah merekrut lebih banyak sukarelawan untuk membantu menyaring wisatawan.
Namun, beberapa pengguna di platform jejaring sosial Weibo di Tiongkok, sangat kritis terhadap keputusan provinsi itu untuk mengizinkan begitu banyak wisatawan di kawasan yang dekat.
"Saya pikir Cina terus mengawasi deteksi COVID-19 dan mungkin perlu menyesuaikan langkah-langkah jarak sosial yang diperlukan untuk menjaga COVID-19 terkendali," kata Benjamin Cowling, seorang profesor epidemiologi dan biostatistik di Universitas Hong Kong.
Provinsi Anhui berbatasan dengan Hubei, provinsi tempat virus corona penyebab pandemi COVID-19 pertama kali ditemukan, di Barat Daya.
Sementara itu, Anhui mengklaim hanya mengkonfirmasi 990 kasus COVID-19 dan enam kematian, kasus terakhir yang dikonfirmasi didiagnosis pada 27 Februari.
Namun, sejumlah penduduk dan pengguna media sosial, telah meragukan penghitungan resmi kasus COVID-19 dan kematian di provinsi tersebut, terutama di Wuhan, yang dikenal sebagai pusat penyebaran penyakit tersebut.
(ted)